Is Our Life

Saturday, December 30, 2006

Akhirnya TA1 ku bere....

alhamdullilah kerajaan yang selama satu semester ini beres
tugas akhir ku ternya di setujui oleh 3 orang dosen
sebelemnya saya ucapkan terimakasih pada Mu ya Allah yang telah melatih
mental emosi , dan fisik saya yang mana dalam beberapa bulan ini saya
menemunkan hal yang baru dalam hidup ini
sungguh yaaa Allah terimaksih dan mudah mudahan saya masih diberi limpahan
rahmad Mu ... terimaksih yaaa Allah ..
dan keapda Ibu Ida wahidah Hamzah ST.,MT yang telah membimbig saya ...
mesikpun ini adalah awal dari tugas akhir saya mudah mudahan ibu masih
membimbing dan terus meneruk memberikan ilmu nya ,
dan pada arfi yang telah bersedia menajadi pembimbing 2 saya mengucapkan
terimaksih karena dari semangat bapak yang mendukung tugas akhir tersebut
maka saya berjuang untuk meneruskan tugas akhir ini dan mudah mudahan
bapak bisa menyemangati saya untuk mengerjakan tugas akhir ini
dan buat bapak rumani terimkasih atas persetujaun bapak pada tugas akhir ini
buat bapak yudha purwanto yang telah bersedia untuk memeriksa tugas akhir
saya
dan ibu Rina pudji astutik terimaksih atas sarannya dan mudah mudahan
saran ibu bisa meperbaiki tugas akhir saya ini .

mudah mudahan bisa selesai dengan tepat waktu .......
dan perjuangan belum sampai disini masih ada hari esok untuk berjuang demi
kehidupan yang lebih bermakna

Monday, December 25, 2006

Bidadariku

Aku ingin kelak bidadariku
bisa menyanyi
bisa menari
bisa menghibur di kala sepi
bisa membuatku tersenyum
bisa membuatku empati
bisa membuatku tertawa
bisa membuatku gembira
bisa membuatku senang
selalu beriku seribu acara
selalu menemaniku di rumah
selalu di dekatku
selalu tiada pergi dari sisiku
bicara jika kuminta
dan diam jika kusuruh
kapan saja
aku suka

"Ah tampaknya aku lebih butuh sebuah televisi. Bukan
istri"

Aku ingin kelak bidadariku
bisa mendekapku dari kedinginan
bisa memayungiku dari kehujanan
bisa menyejukkanku dari kepanasan
bisa menaungiku dari taufan
bisa melindungiku dari sergapan serigala malam
bisa membuatku tertidur nyenyak pada malam
bisa menjagaku dari debu-debu dan kotoran
bisa mengangkatku dari air bah
bisa memberiku keindahan dan pesona

"Ah, tampaknya aku lebih butuh rumah. Bukan istri"

Aku ingin kelak bidadariku
Dapat menemaniku ke mana aku suka
Dapat mengantarkanku ke mana aku pinta
Dapat menungguku saat aku kerja
Setia menjagaku saat aku sakit
Selalu membawaku ke mana aku kuasa
Tidak membuatku lelah
Tidak membuatku penat
Tidak membuatku sengsara

"Ah, tampaknya aku lebih butuh mobil ketimbang istri"

Aku ingin kelak bidadariku
dapat kupamerkan ke semua orang
akan kemewahannya
akan keanggunannya
akan kejelitaannya
selalu memberiku apa yang aku minta
selalu menyediakanku apa yang aku suka
selalu membuatku senang
selalu bisa membuatku pergi ke mana-mana
hura pesta paranoya
selalu menjagaku
dapat memberiku baju-baju yang baru
dapat memberiku permata-permata ungu
dapat memberiku makanan-makanan bermutu
dapat memberiku perhiasan-perhiasan lintas waktu

"Ah, sepertinya aku butuh harta, dan bukan istri"

dan Aku
Aku pun
tersiksa dengan sejuta kriteria
hu.....hu....hu.....
ku tak tahu yang kumau
hu..hu..hu.....

Selamat menderita

makanya jangan kite ngeliat orang hanya dari segi
fisiknye aje kalo bisa cari yang 4 sehat 5
sempurna,yaitu.4 sehat seperti 1.wanita sholeha, 2.
cantik,nah untuk kategori ini kite ngikutin teori
einsten tentang relativitas karena pandangan orang
tentang cantik itu beda2 makanya kata einsten cantik
itu relativ,tapi jelek itu mutlak hehehehe..., 3.dari
keluarga baik2, 4.pintar, nah yang lima sempurnanye :
5.die anak tunggal,bapaknye pengusaha,trus udeh tua
tuh bapaknye hehehehe...
Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya,
sebab
keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik
kepada
kekayaannya karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah
kepada
seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya
senyum
yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah.
Semoga
kamu menemukan orang seperti itu

Saturday, December 23, 2006

Izinkan Aku Menciummu, Ibu

Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan
pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan
tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya
setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku ‘dipaksa’
membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan
adik-adikku bangun. Bahkan sepulang sekolah, ia tak
mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah
dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya
sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain.
Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang
diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku
selalu bersungut-sungut.

Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu ia
melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi
seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang
tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa
kecilku dulu. Terima kasih ibu, karena engkau aku
menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang
dibanggakan oleh anak-anakku.

Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman
Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam
kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat
dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana.
Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah,
dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik, atau
hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang
penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.

Kini, setelah aku besar, aku malah sering
meninggalkannya, bermain bersama teman-teman,
bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia
sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat
tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku
meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.

Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu
berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang
kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku
yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja
mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar
orang tak menyangka aku sedang bersamanya.

Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu
memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak
pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia
sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang
bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga
perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja
bulanannya. Padahal juga aku tahu, ia yang dengan
penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang
mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku
terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku
erat-erat saat aku menangis.

Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di
perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh berbeda
dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan
seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak
berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga
kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku
dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan
segala tuntutan keperluan kampus lainnya.

Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang
kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti
apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu
meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang
berpendidikan, tapi do’a di setiap sujudnya,
pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah
kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku
yang sekarang.

Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju
pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati,
memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat
kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih
indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah,
ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya.
Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali
memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke
dunia ini.

Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku,
aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai
kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang shaleh
dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh
kerinduanku pada Ibu. Sungguh, kini setelah aku
mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman
uangku setiap bulannya tak lebih berarti dibanding
kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummu
Ibu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku.
(Bayu Gautama, Untuk Semua Ibu Di Seluruh Dunia)

Thursday, December 21, 2006

Banyak hal yang sebenarnya dapat kita kerjakan

Kapan sebaiknya waktu minum vitamin?"
"Begitu kamu ingat"
Betul itu nasihat paling berharga tentang vitamin yang pernah aku dapatkan
dari seorang pakar tentang kesehatan. Dan nasihat ini sebenarnya dapat
diteruskan dalam bentuk yang lain seperti:
"Kapan sebaiknya kamu makan sayuran?"
"Begitu di rumah makan itu ada sayur, atau pastikan setiap hari ada sayur
dirumahmu (bagi yang sudah menikah tentunya)"

Atau juga berlaku pada
"Kapan sebaiknya kita berolahraga?"
"Setiap hari, dan tambahan setiap 2 hari dalam porsi yang lebih berat"

"Kapan sebaiknya kita melakukan refleksi diri?"
"Setiap malam, sediakan waktu 1 jam perhari untuk merenungi apa yang kita
kerjakan hari ini, dan berilah penekanan setiap awal minggu, setiap awal
bulan, dan setiap ada momen besar yang terjadi dalam hidupmu"

"Kapan sebaiknya kita bersyukur"
"Setiap saat dan tambahkan setiap malam atau ada pencerahan yang tertuju
padamu setiap harinya"
--

Wednesday, December 20, 2006

cINTAI oRANG Terdekat


jika kamu memancing ikan..
setelah ikan itu terlekat di mata kail..
hendaklah kamu mengambil ikan itu..
jangan sesekali kamu lepaskan ia semula..
ke dalam air begitu saja..
kerana ia akan sakit oleh kerana bisanya ketajaman mata kailmu dan mungkin
ia akan menderita selagi ia masih hidup...

begitulah juga setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorg..
setelah ia mula menyayangimu hendaklah kamu menjaga hatinya..
jangan sesekali kamu meninggalkan begitu saja..
kerana ia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak dapat
melupakan segalanya selagi ia mengingatimu..

jika kamu menadah air biarlah berpada..
jangan terlalu mengharap pada takungannya..
dan janganlah menganggap ia begitu teguh..
cukuplah sekadar keperluanmu..
apabila sekali ia retak..
tentu sukar untuk kamu menampalnya semula..
akhirnya ia dibuang..
sedangkan jika kamu cuba membaikinya mungkin ia masih dapat dipergunakan
lagi..

begitu juga jika kamu memiliki seseorang..terimalah seadanya..
janganlah kamu terlalu mengaguminya..
dan janganlah kamu menganggapnya begitu istimewa..
anggaplah dia manusia biasa..
apabila sesekali dia melakukan kesilapan, bukan mudah bagi kamu untuk
menerimanya..
akhirnya kamu kecewa dan meninggalkannya..
sedangkan jika kamu memaafkannya..
boleh jadi hubungan kamu akan terus hingga ke akhirnya..

jika kamu telah memiliki sepinggan nasi..
yang kamu pasti baik untuk diri kamu..
mengenyangkan..berkhasiat..
mengapa kamu berlengah cuba mencari makanan yang lain..
terlalu ingin mengejar kelazatan..
kelak nasi itu akan basi dan kamu tidak boleh memakannya..
kamu akan menyesal..

begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang insan..
yang pasti membawa kebaikan kepada dirimu..
menyayangimu..mengasihimu..
mengapa kamu berlengah,cuba membandingkannya dengan yang lain..
terlalu mengejar kesempurnaan..
kelak kamu akan kehilangannya apabila ia menjadi milik org lain..
kamu juga akan menyesal..